Liga178 News, IndonesiaMochtar Riady, pemilik Lippo Group akan melepas sahamnya di layanan uang elektronik OVO dan mengaku menyerah bakar uang untuk layanan tersebut.

“Maklum, sebagai pemegang saham utama, tentu Lippo Group harus merogoh kocek paling dalam untuk ritual bakar uang. Alasan mengaku menyerah karena, terus bakar uang bagaimna kuat,” ujar nya saat di wawancarai.

Perusahaan layanan OVO uang elektronik dengan menawarkan diskon, layanan gratis, hingga penyembalian tunai (cashback) kepada pengguna OVO. Pengamat Ekonomi Digital Heru Sutadi menilai keputusan Lippo tepat untuk melepas sebagian saham, semata-mata agar tidak terseret lebih jauh dalam bisnis OVo yang belum menhasilkan cuan.

Seluruh perusahaan rintisan (startup) unicorn yang memilki valuasi lebih dari US$1 miliar di Indonesia masih merugi, tak terkecuali OVO. Dengan mengaku lebih banyak pengeluaranya di banding dengan pendapatan yang masuk dalam keuntungan tersebut.

Pengeluaran yang membengkak lantaran perusahaan terus memberikan banyak diskon hingga cashback. Maka jika terus masih di lakukan, perusajaan butuh waktu lebih lama bagi untuk membukkukan keuntungannya.

Namun, Ekonom dari Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto tak sependapat akan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa ritual bakar uang adalah satu-satunya strategi yang bisa dilakukan perusahaan teknologi finansial (fintech) pembayaran untuk menggaet pasar.

Direktur Lippo group Adrian Suherman menegaskan bahwa Lippo terus berkomitmen dalam mendukung pertumbuhan juga perkembangan OVO sebagai perusahaan fintech e-money Indonesia. Lippo senantiasa membuka peluang bagi mitra untuk mendukung OVO agar dapat tumbuh dan berkembang dan akan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.