Jakarta, Liga178News– Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra meminta public tidak khawatir dengan potensi persebaran virus corona di dalam pesawat. Hal ini karena kabin pesawat dilengkapi teknologi sirkulasi udara yang baik. Irman mengatakan pesawat menggunakan teknologi Hepa (High- Efficiency Particulate Air atau penyaringan partikel yang kuat). Sistem itu diklaim dapat menciptakan udara bersih dalam kabin pesawat. Cara kerja HEPA yaitu Sebagian udara dalam kabin dihisap dan kemudian dibuang ke luar. Sementara itu, sisanya dipompa melalui filter udara HEPA dan diklaim 99 persen bakteriologis di dalamnya menghilang. Teknologi HEPA bukan hal baru. Pesawat Airbus A330-300 yang mengangkut ratusan warga negara Indonesia dari Hubei, China, juga diketahui menggunakan teknologi tersebut. Teknologi HEPA mampu sirkulasi ulang 50 persen udara di kabin dan mencampurnya dengan udara segar yang disuplai dari mesin (bleed air). Dalam sistem resirkulasi udara kabin komersial, udara yang disuplai ke kabin terdiri dari 50 persen udara luar dari tahap kompresor engine (engine ‘bleed air’) atau Auxiliaru Powe Unit (APU) dicampur dengan sekitar 50 persen dari udara yang disaring dan disirkulasi ulang. Filter HEPA diperkenalkan di pesawat terbang untuk memastikan tingkat kualitas udara kabin yang diperlukan dan memberikan standar perlindungan yang sangat baik terhadap debu, serat, allergen, dan mikroba (termasuk virus dan bakteri). Pall Aerospace juga memperkenalkan A-CAF (Advanced Cabin Air Filter), filter HEPA sanggup menghilangkan bau dan senyawa organic yang mudah menguap (VOC) yang mungkin berasal dari degradasi oli, hingga cairan de-icing atau cairan hidrolik. Perputaran sirkulasi dalam pesawat yang dilengkapi HEPA berlangsung cepat. Sistem penyaringan HEPA dapat mengubah udara sepenuhnya sekitar 15 hingga 30 kali per jam atau satu hingga dua kali per menit. International Air Transport Association (IATA) menyatakan filter HEPA efektif menangkap lebih dari 99 persen mikroba Ketika menyaring udara. Perubahan udara menggunakan HEPA bahkan disebut lebih baik daripada alat transportasi lain, perkantoran, dan bangunan lainnya yang menggunakan standar untuk rumah sakit. Selain pada pesawat, HEPA juga diketahui mulai digunakan pada masker. PT BROAD Group Indonesia diketahui memberi bantuan Broad Airpro Mask, masker yang dilengkapi penyaring udara (HEPA filter) ultra ringan yang penggunaannya dapat digunakan berulang kali. Masker tersebut juga diklaim mampu menyaring PM 2.5 hingga 99.9 persen dan bakteri hingga 99.3 persen. Berdasarkan keterangan, teknologi HEPA filter dapat digunakan hingga 500 jam atau setara dengan dua bulan dengan pemakaian 8 jam per hari.