Jakarta – Pasca-erupsi Gunung Bromo di kawasan Ngadisari, Probolinggo, Jawa Timur kunjungan pada wisatawan tidak menurun meski terjadi erupsi pada Jumat, 19 Juli 2019.
Gunung Bromo kembali erupsi pada jumat lalu, Gunung berapi yang berada di antara empat wilayah Jawa Timur, yaitu Malang, Probolinggo, Lumajang dan Pasuruan ini mengalami erupsi kembali pada jumat petang. Gunung Bromo sebelumnya sempat alami erupsi pada Maret 2019. Dengan mengalami letusan beberapa kali dengan berlangsung selama 2 pekan dengan ketinggian yang bervariasi, mulai dari 500 meter hingga 1.500 meter.
Pasca erupsi yang terjadi di Gunung Bromo ini pun tidak ada nya penutupan, akan tetapi hanya wisatawan dan masyarakat di larang untuk mendekati ke kawah gunung titik jalur menuju gunung Bromo di radiua 1 kilometer pihak terkait melakukan penutupan dari rekomendasi Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pos Pantau Gunung Bromo di Cemoro Lawang Desa Ngadisari Kecamatan Sakupara Kabupaten Probolinggo.
Fenomena erupsi yang terjadi di Gunung Bromo Geologi disebabkan karena hujan bersamaan dengan erupsi di sekitar Kaldera Tenger dan Gunung Bromo. Kepala PVMBG Kasbani mengatakan bahwa kejadian aliran air disertai material batuan, abu hingga pasir yang terjadi pada tanggal 19 Juli 2019 sekitar pukul 17.00 WIB merupakan fenomena alam biasa dan tidak terkait langsung dengan aktivitas eruspi Gunung Bromo.
Kepala Pengamatan PVMBG pos pantau Gunung Bromo Wahyu Adrian kusuma mengatakan, aktivitas gunung Bromo saat ini sudah berangsur normal kondusif pasca erupsi. Upaya demi menjaga keselamatan para pengunjung yang datang ke Bromo dan mengimbau wisatawan yang hendak ke Bromo untuk mempersiapkan masket saat berkunjung. Dengan mengingatkan agar wisatawan mematuhi imbauan untuk tetap berada dalam radius aman.