Jakarta, Liga178 News – Kata boba sudah tak asing didengar masyarakat Indonesia. Terutama bagi kalangan muda, mulai dari generasi millennials hingga generasi Z. Boba atau bubble yang merupakan topping dalam berbagai macam minuman, mulai dari milk tea, thai tea, minuman rasa coklat, dan sebagainya tengah menjadi incaran anak muda.

Apalagi, penjual minuman boba tengah marak. Jumlahnya terus bertambah pesat seolah mereka membelah diri kayak amuba. Di pusat perbelanjaan, di wilayah perkantoran, di pinggir-pinggir jalan, banyak sekali pelaku bisnis boba menjajakan minumannya dengan berbagai macam rasa yang dikemas dengan merek yang unik dan ciamik.

Salah satu pelaku bisnis boba dengan merek Kamutea misalnya. Kamutea merupakan merek boba asal Thailand. Lisensi Kamutea Indonesia sendiri dimiliki oleh PT Kamu Boga Jaya yang bermarkas di Kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang. General Manager Kamutea Indonesia, Ronald Layandi mengatakan, peluang bisnis minuman boba di Indonesia, terutama di Ibu Kota DKI Jakarta cukup besar. Sehingga, pihaknya berani membawa boba merek Thailand ke Indonesia.

Pada saat kita ambil brand dari Thailand kita lihat juga history mereka seperti apa di negara tersebut. Kemudian kita sesuaikan juga apakah cocok dengan market yang akan kita masuk di Indonesia. Kita melihat sekarang ini generasi millenial dan Z mereka secara lifestyle dan spending power cukup bagus,” kata Ronald ketika ditemui di Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (18/10/2019).

Ronald mengatakan, bisnis boba yang telah digelutinya ini berkembang cukup pesat. Hingga 2019 ini, Kamutea sudah memiliki 12 gerai yang tersebar di wilayah Jabodetabek, dan hingga akhir tahun ini Kamutea juga akan membuka 17 gerai baru.

Outlet pertama di AEON di JGC Cakung. Tidak besar konsepnya, itu lebih ke grab and go. Kemudian berkembang cukup bagus, kita buka lagi di beberapa daerah di The Breeze BSD. So far sekarang kita sudah ada 12 outlet. Target sampai akhir tahun ini yang upcoming kita akan buka 17 outlet,” jelas Ronald.

Selain merek tersebut, ada juga pelaku bisnis boba yang merasakan fenomena bisnis boba sehingga memilih untuk berkecimpung dalam bisnis tersebut, yakni Kokumi. Bedanya dengan Kamutea, Kokumi merupakan merek lokal. Founder and CEO Kokumi, Jacqueline Karina menceritakan, ketika memulai bisnisnya di tahun 2018, ia merasa kesulitan bersaing dengan pelaku bisnis minuman boba lainnya yang berasal dari luar negeri.

Kami punya gerai terbesar itu di mal-mal. Yang kita perlu bantuan ini, mal-mal itu lebih menahan ke brand lokal dibandingkan brand impor. Maksudnya, saya mendapat kesulitan untuk masuk ke mal besar karena saya itu brand lokal,” ungkap Jacqueline ketika ditemui detikcom di Jakarta, Selasa (22/10/2019).

Meski begitu, dengan mengutamakan konsep kebahagiaan dan ingatan masa kecil kepada anak-anak muda Indonesia, Kokumi sukses mendapat perhatian. Pada awalnya, Kokumi mengeluarkan minuman dengan nama Unicorn Drink yang ketika dirasakan, maka akan mengingatkan sang pembelinya terhadap salah satu es krim yang menjadi favorit masyarakat Indonesia di masa kecil.

Tapi kalau Kokumi visinya create happiness. Jadi yang kita bring back itu adalah childhood memories, happiness in childhood. Jadi ketika mengikuti event atau acara, kita ikut brand ambassador, kita pun mencari yang bisa representatif itu. Seperti ada beberapa produk Kokumi yang rasanya mengingatkan pada satu brand permen masa kecil. Ada juga rasa yang mirip dengan jenis es krim yang mengingatkan masa kecil. Itu adalah ciri khasnya Kokumi. Itu yang mengembalikan childhood memory,” jelas Jacqueline

Kini, Kokumi yang dirintis Jacqueline dengan nama perusahaannya PT Kokumindo Berkat Makmur sudah memiliki 18 gerai yang tersebar beberapa wilayah di Indonesia. Hingga Desember 2019, Kokumi akan membuka 12 gerai baru, sehingga totalnya Kokumi akan memiliki 30 gerai di Indonesia.

Ketika memulai itu kami buka outlet di Greenlake. Sekarang sudah 18 outlet yang buka di Jakarta, Bandung, Surabaya, Pontianak, Jogjakarta, dan Solo. Kita akan buka 12 outlet sampai Desember. Jadi akan ada 30 outlet per Desember. Itu sebagian di Jakarta, sebagian di luar Jakarta,” imbuhnya