Jakarta, Liga178 News – Sistem permainan Bar-bar Vietnam sukses membuat Timnas Indonesia ikut hancur lebur di final olahraga sepak bola SEA Games 2019 10/12/19. Kata barbar memang tidak senonoh, dan benar adanya untuk menunjukkan permainan keras yang diregangkan pada The Golden Star di Stadion Rizal Memorial, Manila, Filipina.
Tapi barbar juga tak sepenuhnya salah satu jika merujuk pada permainan keras. Menjurus kasar dengan tim Vietnam sebagai salah satu jalan terbuka untuk mengalahkan Timnas Indonesia dengan perolehan skor 3-0 final tadi malam.
Indonesia sebenarnya tampil beda di laga puncak. Salah satunya skuat arahan Indra Sjafri, yang sempat bermain bertahan lawan Vietnam di babak penyisihan grup.
Vietnam bahkan terpaksa bertahan dengan ancaman untuk meredam serangan agresif. Pemain Indonesia berusaha untuk tidak ricuh didalam lapangan, dan menguasai di babak pertama. Namun cara bertahan Vietnam sungguh tak biasa, hampir seluruh pemain akan berniat mencederai lawan Timnas Indonesia.
Bukti pertamanya adalah cedera Evan Dimas Darmono yang terjadi diawal-awal laga, tepatnya dimenit ke-20. Setelah pergelangan kakinya diinjak oleh bek Vietnam Doan Van’Hau.
Indonevia Vs Vietnam yang merupakan jalan nya pertandingan, wasit memang memberhentikan pertandingan tanda pelanggaran. Tapi pemain Vietnam tersebut tidak diberikan sansi kepadanya. Malah diabaikan dnegan begitunya saja.
Insiden berikutnya, Saddil Ramdani mendapat intimidasi dari lawan. Pemain sayap Indonesia itu terkapar sambal memegangi leher setelah pergerakan diblok Huynh Tan Sinh.
Formasi 3-5-2 yang dipilih Park sukses meredam serangan Indonesia dibabak kedua. Yang bertumpu pada kecepatan pemain Sayap. Terlebih sang metronome, Evan Dimas, juga dimatikan lebih awal oleh Timnas Indonesia.
Pertahanan Indonesia juga tak berlajar dari kesalahan. Rapuhnya saat menghadapi bola mati, dan berbuntut hingga dua gol dari skema na. Parahnya dua gol tercipta dari Van Hau si penjegal Evan Dimas. Sementara satu gol lainnya diciptakan oleh Do Hung Dung Via tendangan keras dari luar kotak penalti.
Bisa disimpulkan bahwa kekalahan Indonesia bukan sekedar karena faktor kehilangan Evan Dimas. Sebab belum tentu juga Indonesia bisa menang jika Evan tetap bermain sepanjang 90 menit berlangsung. Justru kekalahan Indonesia mutlak kalah karena susunan rencana strategi Barbar pelatih Park Hang Seo.