Liga178 News, Jakarta – Minggu (22/12/2019), unjuk rasa yang dilakukan untuk membela Uighur telah berakhir ricuh, padahal dikatakan dimulai dengan damai.

Permasalahan dikatakan ketika sebuah kelompok kecil memindahkan bendera China dari pemerintahan Hong Kong dan mencoba membakarnya sebagai salah satu aksi unjuk rasa, akan tetapi tentu saja hal tersebut malah memancing amarah yang tidak diingikan.

Panitia telah berusaha untuk menghentikan aksi tersebut, akan tetapi polisi sudah terlebih dahulu menembakkan gas air mata yang akibatnya menimbulkan kemarahan luar biasa dari massa yang kemudian membalasnya juga dengan botol air mineral.

Dikatakan bahwa salah satu petugas juga telah mengacungkan senjata ke arah massa, akan tetapi AFP melaporkan tidak ada peluru yang di tembakkan. Unjuk Rasa-pun akhirnya dibubarkan dan diamankan oleh polisi setempat.

Unjuk rasa ini terjadi karena adanya penekanan terhadap minoritas Muslim dari orang Hongkong sendiri, akan tetapi jika diperhatikan, sebenarnya Uighur sudah berada cukup lama di China atau lebih tepatnya Xinjiang. Bisa dibilang Uighur sudah merupakan bagian dari China sendiri atau Uighur Xinjiang.

Salah satu Orator dari pengunjuk rasa menyatakan “Kita tidak akan melupakan mereka yang memiliiki tujuan sama dengan kita, perjuangan kita untuk kebebasan, demokrasi dan kemarahan terhadap Komunis China.”

Banyak peserta yang mengibarkan bendera “Turkestan Timur” yang secara umum digunakan oleh separatis Uighur di Xinjiang, lengkap dengan symbol bulan sabit putih berlatar biru. Akan tetapi, bukan hanya bendera Turkestan Timur saja yang dikibarkan, ada juga yang dari Tibet dan Taiwan. Ketiga daerah ini sudah dikenal untuk lepas dari China.

Beijing membantah keberadaan kamp Xinjiang yang disebut digunakan untuk menindas minoritas, namun kini China menyebut bahaw para minoritas tersebut berada dalam “pelatihan keterampilan” demi melawan terrorisme. Apakah sumber ini bisa dipercaya? Biar waktu yang memutuskan mengetahui ini hanyalah klaim sementara dari China sendiri.