Liga178 News, Jakarta – Banyak saja kelakuan China di penghujung akhir tahun 2019 ini, China telah menyatakan untuk mengadakan regulasi bagi Software Asing.

China akhir – akhir ini telah membendung banyaknya software dikarenakan adanya peraturan regulasi yang baru yang menyatakan untuk membatasi penggunana Software Asing. Tentunya hal ini telah membuat salah satu perusahaan terbesar seperti Microsoft mengalami penurun, akan tetapi setelah di wawancara ternyata Microsoft justru tidak ambil pusing mengenai permasalahan tersebut.

President Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee ikut menanggapi kebijakan China yang telah membendung banyaknya Software Asing (perangkat lunak) dan komputer dari pemerintah. Menurut beliau, Microsoft akan tetap mematuhi peraturan regulasi tersebut dan menganggapnya sebagai salah satu kesempatan tersendiri.

Haris Imzee juga menambahkan pernyataan sebagai berikut “ Menurut saya di setiap negara itu masing – masing memiliki peraturan dan regulasi tertentu yang harus dipatuhi, kami di Microsoft melayani lebih dari 100 negara, jadi Anda-pun bisa membayangkan bagaimana bedanya 100 negara tersebut memiliki peraturan yang berbeda – beda juga.” Hal ini di nyatakan ketika beliau ada pada saat acara Edu Summit Microsoft 2019 di Hotel Kempeinski, Jakarta, Rabu (11/12).

Akan tetapi menurut Kun Arief Cahyantoro, Pengamat IT dari Bentang Informatika mengatakan bahwa Indonesia di sisi lain ini justru telah mengalami keuntungan dengan adanya peraturan dan kebijkan dari China tersebut.

Setidaknya dikatakan ada dua keuntungan yang dikatakan oleh Kun Arief, yaitu tumbuhnya peluang bisni Teknologi Baru bagi Indonesia di semi-konduktor atau chip set untuk menguasai segala perangkat dan Indonesia akan dinilai positif oleh berbagai negara.

Bagi Microsoft, hal tersebut bukan suatu hal yang harus dipikirkan, lebih tepatnya Tak Ambil Pusing mengenai hal tersebut. China sebelumnya pun telah mengeluarkan peraturan untuk melarang beredarnya perangkat lunak (Software) komputer untuk masuk ke pemerintahan, akan tetapi tetap saja Microsoft ikuti.

Dikatakan China takut produk dari dalam negara mereka sendiri akan di monopoly oleh perusahaan asing, akan tetapi Haris mengatakan bahwa “Kompetisi itu adalah hal yang wajar dan normal, kalau di dalam bisnis itu akan selalu bagus jika punya saingan karena hal tesebut bisa membantu kami untuk menjadi lebih baik. Persaingan itu sifatnya alami, pasti akan selalu ada.”

Menurut Analisis dari Financial Times, mengganti semua komputer dan software dengan produk asli buatan China sendiri akan dianggap menantang, sebab kebanyakan komputer sudah dikembangkan dari dulu oleh Microsoft.