Jakarta – Valentino Rossi mengawali musim dengan cukup positif, kontras dengan Maverick Vinales yang start dengan tak oke. Tapi situasi berbalik jelang jeda tengah musim.
Rossi dan Vinales, dua rider Monster Energy yang mana tim pabrikan Yamaha, musim ini punya momentumnya masing-masing. Rossi memulai musim dengan relatif baik.
Rossi finis kelima di Qatar, lalu mendapatkan podium kedua di dua seri berikutnya, Argentina dan Amerika Serikat. Di periode yang sama, Vinales memetik hasil ketujuh di Qatar, lalu gagal finis di Argentina, dan finis ke-11 di AS.
Vinales kemudian sempat finis ketiga di sirkuit Jerez, Spanyol, tapi kemudian gagal finis lagi di Prancis, dan finis keenam di Italia. Sementara Rossi mulai keteteran: finis keenam dan kelima di Spanyol dan Prancis, lalu tiga seri beruntun tak menuntaskan balapan.
Tiga seri itu antara lain Italia, Catalunya, dan Belanda. Sementara Rossi tak mendapatkan poin-poin, Maverick Vinales malah menemukan racikan yang membuatnya lebih nyaman di atas YZR-M1.
Ia memang crash di Catalunya, akan tetapi lajunya saat itu menjanjikan sampai kemudian terjatuh karena terseret motor Jorge Lorenzo yang melakukan kesalahan. Buktinya Vinales bisa mengonfirmasi kecepatannya di dua seri berikutnya, Belanda dan Jerman, di mana berhasil jadi juara dan runner-up.
Sebaliknya, Rossi turut mengonfirmasi kesulitan yang dihadapinya ketika ia finis di posisi delapan pada seri Jerman. Meski dengan itu berarti berakhir pula poinnya sejak MotoGP Italia, tapi Rossi kecewa dengan catatannya di sana, apalagi posisi finisnya terbantu dengan jatuhnya dua pebalap: Alex Rins dan Fabio Quartararo.
Rossi dihadapkan pada kenyataan bahwa motornya lebih lambat sampai 20 detik dari musim lalu. Tahun ini catatan waktunya usai balapan di Sachsenring adalah 41 menit 27,386 detik, sementara tahun lalu adalah 41 menit 7,215 detik.
Maka Rossi dan timnya pun memasuki libur tengah musim dengan segudang pekerjaan rumah: menelaah data-data terkait penurunan signifikan di Sachsenring, lalu bagaimana membuat motornya lebih kompetitif lagi. Ia bahkan sekarang sudah disalip oleh Vinales di klasemen kejuaraan dunia.