Jakarta, Liga 178- Perhimpunan pelajar Indonesia di China cabang kota Wuhan (PPITW) menegaskan para mahasiswa masih bisa beraktivitas seperti biasa meski ibu kota Provinsi Hubei itu tengah diisolasi setelah menjadi sumber penyebaran wabah virus corona.

Ketua PPIT Wuhan (PPITW), Nur Musyafak, meminta seluruh warga Indonesia terutama yang memiliki kerabat dan keluarga di Wuhan untuk tidak panik.

Sebab, menurut dia, meski warga di Wuhan tidak bisa keluar kota, kebutuhan pokok seperti makanan dan logistic masih terpenuhi.

“Akses transportasi memang ditutup sementara baik kereta, pesawat, dan bus dari Wuhan maupun menuju Wuhan untuk mengurangi resiko penyebaran virus corona. Pemerintah Wuhan pastikan pasokan ke Wuhan tidak terganggu dan supermarken akan tambah stok makanan” kata Nur melalui pernyataan resmi PPITW.

Pernyataan itu diutarakan PPITW demi menceritakan situasu dan kondisi yang sebenarnya di Wuhan. Nur menuturkan PPITW sangat menyayangkan beberapa kabar simpang siur beredar di media social yang dinilai memicu kepanikan public. Nur menuturkan laporan mengenai mahasiswa Indonesia di Wuhan tidak boleh keluar kamar dan pasokan makanan di kota itu berkurang adalah tidak tepat.

Nur memaparkan seluruh mahasiswa Internasional di Wuhan termasuk pelajar Indonesia sebagian besar tinggal di asrama sehingga selalu dalam pemantauan pihak kampus. Ia menuturkan hampir seluruh kampus di Wuhan melakukan tindakan pencegahan dengan rutin memberikan masker, sabun cair, dan thermometer gratis kepada setiap mahasiswa.

“WNI di Wuhan juga dimonitor oleh KBRI Beijing tiap saat, KBRI meminta untuk tidak panik” kata Nur. Ia mengatakan sejauh ini dari total 244 WNI yang berada di seluruh Hubei, termasuk Wuhan, tidak ada satu pun yang terjangkit virus corona. “Jumlah mahasiswa dan WNI di Wuhan ada 93 orang. Tidak ada laporan WNI di Kota Wuhan yang terjangkit virus corona” ucapnya. Kasus penyebaran virus corona pertama kali dikonfirmasi pada 31 Desember lalu.

Wabah virus corona diduga pertama menyebar dari pasar ikan dan hewan yang berada di tengah kota Wuhan. Virus itu kemudian menyebar sejak 8 Desember 2019 hingga saat ini. Wuhan merupakan kota terbesar di Kawasan tengah China dan menjadi salah satu titik penghubung transportasi. Hingga kini jumlah warga di China yang terinfeksi virus corona naik drastis menjadi lebih dari 4.000 orang. Sementara itu korban meninggal akibat virus corona di China per hari ini, Selasa (28/1) mencapai 106 orang. Dikutip dari AFP, Selasa (28/1) di Provinsi Hubei, sebanyak 24 orang dilaporkan meninggal, dan 1.291 terinfeksi virus tersebut.

Virus yang menginfeksi saluran pernapasan akut seperti pneumonia itu menebar kekhawatiran global karena dinilai sangat mirip dengan SARS (Servere Acute Respiratory Syndrome) yang pada 2002-2003 menewaskan ratusan orang di China dan Hong Kong. Selain di China, kasus infeksi virus corona juga terdeteksi di Kanada, Amerika Serikat, Sri Lanka, Thailand, Taiwan, Vietnam, Korea Selatan, Nepal, Singapura, Australia, Malaysia, Jepang, Kamboja, dan Jerman.