Sebanyak dua LRV (light rail vehicle) bercorak merah putih terus mondar-mandir di atas jalur layang yang membentang di sepanjang Mal Kelapa Gading-Velodrome Rawamangun. Dari pagi hingga malam hari, kereta yang diberi nama lintas rel terpadu (LRT) Jakarta tersebut sudah mengangkut penumpang tanpa menarik uang sepeserpun alias gratis selama dua bulan ini.
Lebih jauh lagi, dua kereta tersebut tercatat sudah setahun lamanya menyusuri jalur sepanjang 5,8 kilometer (km). Kereta yang didatangkan jauh-jauh dari Korea Selatan ini awalnya ditargetkan untuk menunjang kegiatan Asian Games 2018 yang berlangsung pada medio 2018 lalu.
Setahun setelah gagal beroperasi, kereta ringan pertama di ibu kota tersebut kini memilih membawa penumpang dengan gratis. Dengan label uji coba publik, kereta LRT Jakarta rata-rata mengangkut 7.000 penumpang setiap harinya.
Kini uji coba publik tersebut sudah menuju bulan ketiga. Namun kepastian peresmian pengoperasian proyek dengan nilai investasi Rp 6,8 triliun ini belum juga jelas.
Direktur Proyek LRT Jakarta Iwan Takwin mengatakan saat ini pihaknya masih dalam proses penyelesaian dokumen izin operasi. Dia bilang masih ada beberapa rekomendasi teknis bersifat minor dari Kementerian Perhubungan yang diselesaikan hingga saat ini.
“Perizinan operasi itu turunannya banyak. Itu harus dilengkapi supaya nggak ada yang salah dan keliru,”Senin (12/8/2019).
Iwan mengatakan pihaknya tak punya target waktu untuk mendapatkan izin operasi dari regulator. Namun dia memastikan kapanpun pihaknya diberi izin beroperasi, kereta LRT sudah siap melayani masyarakat.
LRT Jakarta dibangun sejak 2016 hingga 2018. Kereta LRT Jakarta mulai diuji coba menggunakan penumpang secara terbatas sejak Agustus 2018.
Menurut Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 34 Tahun 2019, tarif LRT Jakarta ditetapkan sebesar Rp 5.000. Tarif ini terpisah dengan tarif bus TransJakarta di Halte Pemuda Rawamangun yang terintegrasi secara fisik dengan stasiun Velodrome LRT Jakarta.