Jakarta, Liga178News– Pecahan besar dari roket China jatuh liar dan mendarat di Bumi, Senin (11/5). Pecahan roket ini menjadi sampah luar angkasa terbesar sejak 1991. Roket China yang naas itu adalah Chinese Long March 5B (CZ-5B). Roket ini berhasil diluncurkan dari Bumi pada 5 Mei lalu. Roket pun sempat menghabiskan beberapa hari di orbit untuk menyelesaikan misi. Selesai dengan misi mengorbit, roket kembali masuk ke atmosfer dan jatuh ke Bumi. Namun, yang menjadi perhatian para peneliti adlaah pecahan roket yang jatuh begitu besar dan turun tanpa kendali. Sehingga mereka sulit memprediksi dimana pecahan raksasa itu akan mendarat. Beruntung, pecahan itu mendarat di Samudera Atlantik dekat lepas pantai di barat Afrika. “Dengan berat 17,8 ton, ini adalah objek terbesar yang masuk ke atmosfer Bumi tanpa kendali sejak (kasus) Salyut-7 seberat 39 ton pada 1991” jelas astronom Jonathan McDowell dari Harvard- Smith Center untuk Astrofisika dalam cuitannya. “Kecuali Anda juga menghitung OV – 102 Columbia pada 2003”. Salyut 7 adalah stasiun luar angkasa milik Soviet yang jatuh ke Bumi. Stasiun dengan berat 43 ton ini masuk ke atmosfer dan melintasi Argentina. Sementara OV-102 adalah pesawat shuttle Columbia yang kembali masuk ke atmosfer pada 2003. Awalnya jatuh puing pesawat ini terkendali, hingga akhirnya tak terkendali ketika sudah berada di atas langit Texas. Puing-puing ini kadang terjadi terkendali, tapi lebih sering jatuh tak terkendali. Meski demikian, McDowell mencatat jatuhnya CZ-5B tidak biasa sebab puing raksasa ini sempat melewati banyak kota besar di Australia, Amerika Serikat,dan Afrika. Untungnya puing raksasa dengan panjang 30 meter itu tidak terbakar saat masuk atmosfer. Sehingga puingnya tidak menimpa daerah pemukiman. Pada Juli 2019, stasiun luar angkasa China Tiangong-2 juga jatuh dalam gerakan terkendali. Stasiun luar angkasa ini jatuh dengan kendali jarak jauh menggunakan sisa bahan bakar yang ia miliki. Stasiun ini jatuh di daratan yang sudah ditemukan sebelumnya, sedikit jauh dari laut. Sebelumnya pada 2018, stasiun luar angkasa China, Tiangong-1 seberat 9,3 ton juga jatuh tak terkendali. Beruntung stasiun luar angkasa itu jatuh ke Samudra Pasifik. Meski lepas orbit dari rocket CZ-5B tidak terkendali, tapi bukan berarti pendaratan ini tidak direncanakan. Sepanjang sejarah, peluncuran luar angkasa mesti membuat sampah dari sebagian besar badan pesawat kembali ke Bumi sebagai puing-puing.