Jakarta, Liga178News– Harga minyak berjangka Amerika Serikat acuan West Texas Intermediate (WTI) anjlok di bawah US$0, tepatnya ditutup menjadi US$37,63 per barel pada perdagangan Senin (20/4). Itu jadi harga terendah sejak NYMEX membua perdagangan minyak berjangka pada 1985.

Harga minyak mentah berjangka WTI itu kontrak pengiriman Mei yang waktunya akan habis. Dengan harga tersebut, para pedagang harus membayar pembeli untuk membeli minyak mereka. Penurunan drastis pada minyak WTI untuk kontrak Mei ini dipicu oleh lemahnya permintaan pasar. “Tidak ada seorang pun di Amerika yang menginginkan minyak dalam jangka pendek “ analis pasar Jeffrey Halley.

Arab Saudi, Rusia dan produsen minyak lainnya telah mencoba menopang harga dengan kesepakatan untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari pada Mei dan Juni. Kesepakatan terjadi pada pekan lalu dan tercatat sebagai pemangkasan produksi terbeasr yang pernah dinegosiasikan, Sebelumnya, harga minyak berjangka AS siang tadi juga mencatat penurunan hampir 15 persen menjadi US$ 15,54 per barel atau menyentuh level terendah sejak 1999 selama jam perdagangan Asia.

Penurunan ini dipicu virus corona. Virus telah meningkatkan kekhawatiran pasar atas penurunan premintaan komoditas tersebut sehingga membuat harganya tertekan. Pemangkasan produksi pasokan minyak dunia yang dilakukan OPEC+ dinilai belum cukup mengimbangi pelemahan permintaan yang terjadi akibat wabah virus corona. “Tidak butuh waktu lama bagi pasar untuk menyadari kesepakatan OPEC+ saat ini tidak akan cukup menyeimbangkan pasar minyak” tulis Stephen Innes, Kepala Strategi Pasar Global di AxiCorp.