Jakarta – Suasana mencekam menyelimuti jalan-jalan utama di Manokwari, Papua Barat. Unjuk rasa di terkait pengepungan asrama mahasiswa Papua yang berujung kerusuhan.
Puluhan mahasiswa yang tinggal di asrama Papua di Makassar yang berada dalam asrama Papua di Jalan Lanto Daeng Pasewang, melakukan perlawanan saat sejumlah aktivis ormas mendatangi asrama. Dengan berlanjutan dengan aksi lempar batu antara mahasiswa dan aktivis ormas tersebut.
Keadaan yang memanas sehingga menimbulkan kerusuhan. Aksi ini merupakan imbas dari insiden pengepungan asrama mahawasiswa di Surabaya dan Malang.
Tak sampai disitu, aksi massa pun hingga membakar gedung DPRD Papua Barat. Dan kabarnya massa juga menjarak kios-kios yang ada di sejumlah jalan di Manokwari. Aksi massa dengan membakar bank sebagai bentuk proses insiden kekerasan dan pengusiran mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya. Massa mencoba merusak fasilitas umum di sepanjang ruas jalan kota Sorong.hingga masuk ke kawasan Bandara Domine Eduard Osok Sorong (DEO) dan melempar sejumlah fasilitas yang ada walau masuh di hadang aparat kepolisian setempat dengan tembakan peringatan.
Kejadian ini terjadi karena provokasi yang terjadi dengan konten rasisme dan diskriminatif terhadap warga Papua yang beredar di sosial media. Sebelumnya Kapolri Tito Karnavian mengatakan aski demi yang terjadi di Papua Barat di picu oleh insiden yang sebelumnya tarjadi di Asrama Papua di Surabaya dan Malang. Tito menduga ada oknum tertentu yang memanfaatkan kejadian di dua kota tersebut untuk memicu kerusuhan yang lebih besar lagi.
Dengan menyebar isu isu dan informasi yang tidak benar atau hoaks melalui media sosial. Di antaranya seperti ucapan atau makian yang di alamtkan kepada mahasiswa Papua. Hal itu lah yang menyebabkan warga Papua di Manokwari dan Jayapura memanas hingga menimbulkan kerusuhan yang tidak bisa lagi di hindarkan.
