Home Berita Viral Tak Membuat 5G Indonesia Bisa Rugi Rp142 Triliun

Tak Membuat 5G Indonesia Bisa Rugi Rp142 Triliun

0
Liga178- Asosiasi industry seluler, GSMA (Global System for Mobile Communications Association) meminta agar pemerintah segera melakukan pembebasan frekuensi 700 MHz untuk menggelar jaringan 5G dan 4G.

Jakarta, Liga178– Asosiasi industry seluler, GSMA (Global System for Mobile Communications Association) meminta agar pemerintah segera melakukan pembebasan frekuensi 700 MHz untuk menggelar jaringan 5G dan 4G. Jika tidak  maka Indonesia berpotensi kehilangan peningkatan ekonomi sebesar US$10,5miliar atau sekitar Rp142,9 triliun.

Sebab saat ini frekuensi 700 MHz masih dipakasi untuk siaran Tv analog. Menurut GSMA jika frekuensi ini tak segera dialihkan untuk layanan 5G dalam 10 tahun ke depan, maka Indonesia bisa rugi hingga triliunan rupiah. Laporan stdi terbaru yang dikeluarkan GSMA mengatakan migrasi TV analog dan alokasi dividen digital untuk layanan broadband seluler dapat membuka era baru dalam konektivitas berkecepatan tinggi untuk warga negara Indonesia. Perhitungan tersebut diperoleh GSMA dengan menghitung dampak lamgsung dan tidak langsung terhadap produktivitas ekonomi.

“Kita mendapatkan angak bahwa dampak dalam 10 tahun ke depan berada pada angka US$10,5 miliar. Itu berbasis dari mengoneksi 10 juta orang lagi di Indonesia ke internet dan ke sambungan seluler” ujar Kepala Spektrum GSMA, Bret Tezner kepada awak media di bilangan Thamrin, Jakarta, Kamis(6/2).Alokasi eksklusif dari pita 700 MHz dalam jumlah yang cukup merupakan kunci bagi operator telekomunikasi untuk mengahadirkan laya dan 5G yang terjangkau ke seluruh wilayah Indonesia.

Frekuensi 700 MHz diyakini akan memberikan jangkauan lebih baik dengan infrastruktur lebih sedikit dibandingkan dengan frekuensi tinggi yang membutuhkan infrastruktur lebih banyak. Sebab, frekuensi yang lebih rendah punya cakupan jaringan yang lebih luas. Sehingga butuh lebih sedikit BTS untuk menjangkau teritori dengan luas tertentu. Sementara menempatkan 5G pada frekuensi yang lebih tinggi membuat operator mesti memasang BTS lebih banyak. Sebab cakupan wilayah yang bisa dirangkul oleh 1 BTS jadi lebih kecil.

Seiringan dengan realokasi frekuensi 700 MHz, pemerintah juga diminta untuk mencari cara agar operator juga bisa memanfaatkan frekuensi 2,6 GHz dan 3,6 GHz. “Migrasi Tv analog dan menempatkan spektrum digital ke layanan ke layanan broadband seluler 4G/5G akan memaksimalkan manfaat ekonomi dan sosial di Indonesia” ujar Brett. Brett menekankan frekuensi 700 MHzmengatakan kurangnya pemanfaatan spektrum justru membatasi kemampuan operator untuk memperluas jangkauan jaringan. Hal ini juga menghambat adopsi teknologi digital ke depannya.

Malaysia, Filipina dan Singapura telah menyelesaikan proses untuk mematikan layanan televisi analog mereka. Sehingga frekuensi yang sebelumnya digunakan untuk tv analog, bisa digunakan operator untuk memperkuat layanan 4G- nya dan menguji jaringan percontohan 5G. “Karakteristik teknis dari spektrum ini memungkinkan jangkauan lebih baik dengan infrastruktur lebih sedikit dibanding spektrum yang lebih tinggi. Dengan demikian operator pun bisa mengurangi biaya modal mereka dan konsumen pun akan diuntungkan karena implementasinya bisa lebih cepat” ujar Brett.

GSMA memperkirakan dalam lima tahun ke depan jumlah pelanggan seluler di Indonesia diperkirakan akan mencapai 199 juta dengan 177 juta diantaranya menggunakan layanan seluler untuk mengakses internet.

Exit mobile version